× Humaniora Kesehatan Lingkungan Gaya Hidup Perempuan Agama Seni Budaya Sastra Sosok Wisata Resensi Nawala Intermeso Esai Media
#RESENSI

Karena COVID-19 Masyarakat Jadi Paranoid

Bukan semata-mata untuk menganggap remeh keberadaan covid-19.
Karena COVID-19 Masyarakat Jadi Paranoid
ilustrasi: suara.com

22/03/2020 · 3 Menit Baca

Tulisan ini diangkat berdasar intisari percakapan wawancara yang penulis rangkum pada salah satu Channel YouTube “The Hermansyah A6” oleh Anang Hermansyah dengan salah satu ahli Virologi Indonesia yang lama menetap di Australia yakni Drh. Moh. Indro Cahyono, beliau sudah sangat berpengalaman dalam hal virus dan membawahi beberapa laboratorium yang ada di Indonesia. Dalam penjelasannya tentang Covid-19 dirasa menarik untuk dipublish, karena memuat begitu banyak nilai-nilai edukatif, terlebih banyak masyrakat yang masih dianggap berlebihan dalam menyikapi kemunculan virus ini.

Selama ini juga, banyak diberitakan oleh beberapa media terkait covid-19 yang terkesan menakut-nakuti para pembaca (baca:masyarakat) dan menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Alhasil, langkah-lang keliru dari masyarakat pun tidak terbendung. Bahkan dapat dikategorikan sebagai paranoid, yakni semacam gangguan mental yang diderita seseorang yang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Dikatakan sebagai bentuk gangguan bila perilaku tersebut sifatnya irasional, menetap, mengganggu, dan membuat stres. Hal inilah yang terjadi pada saat ini karena dampak dari covid-19.

Koronavirus atau coronavirus adalah sekumpulan dari subfamili Orthovoronaviridae dalam keluarga Coronaviridae dan Ordo Nividovirales. Kelompok virus ini dapat menyebabkan penyakit pada burung, mamalia, dan manusia, yang penyebaran dengan berlainan jenisnya tidak akan saling terjangkit satu sama lain. Koronavirus pada manusia menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek meskipun beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS dan COVID-19, yang dapat sembuh dengan sendirinya asalkan manusia memiliki sistem imun yang baik.

Berangkat dari teori Charles Darwin yang menjelaskan, siapa yang memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang baik maka dia akan bertahan--mampu hidup. Teori ini relevan dengan pola atau sistem penyebaran covid-19 ini di Indonesia maupun di dunia. Sebagai sebuah virus, covid-19 sebenarnya dapat dilawan dengan imunitas tubuh yang baik. Karena, virus ketika masuk atau hinggap pada tubuh membutuhkan waktu 7 hari untuk masuk lebih kedalam tubuh kita yang mengakibatkan bersin, flu, batuk, radang, dan demam. Pada 7 hari berikutnya tubuh manusia yang di dalamnnya terdapat imun, akan semerta-merta melawan virus tersebut hingga mati.

Inilah mengapa, kita dianjurkan oleh tenaga media atau dokter agar senantiasa menjaga sistem imun atau kekebalan dengan berbagai macam cara, diantaranya makan makanan yang bergizi, asupan vitamin E dan C yang cukup, olahraga yang teratur kemudian menjalani pola hidup yang sehat. Cara itu, bertujuan untuk menjaga sistem imun kita yang akan berperan nantinya ketika terjangkit virus, entah virus covid-19 maupun virus lainnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, banyak orang yang meninggal karena virus, disebabkan karena sistem imun mereka rendah atau memiliki riwayat penyakit lain.

Covid-19 sendiri, yang merupakan golongan dari corona virus memiliki beberapa golongan, di antara golongan yang satu dengan yang lain tidak dapat ditularkan satu sama lain. Covid-19 tergolong pada golongan virus yang ditularkan oleh sesama manusia saja, artinya penyebaran virus ini bukan berasal dari binatang, seperti yang diberitakan beberapa kali. Selain itu, tubuh yang sehat tidak perlu untuk menggunakan masker, yang harus menggunakan masker adalah orang yang sedang terkena virus, dikarenakan untuk menutupi penyebaran virus dengan cara bersin, termasuk covid-19, yang jarak penyebarannya berkisar 1-2 meter.

Untuk membersihkan bagian tubuh dan tempat yang terkena virus, dapat dibersihkan dengan sabun dan alat pembersih lainnya terutama pada lingkungan atau tempat tinggal. Langkah untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal yang teratur dapat menjaga tubuh kita dari virus tersebut. Covid-19 dalam penyebarannya, memiliki kesamaan dengan beberapa virus lain, sehingga diperlukan langkah antisipasi secara intens namun tidak berlebihan dalam hal kesehatan secara menyeluruh, tidak hanya pada covid-19 tetapi untuk beberapa virus-virus lainnya yang dapat berdampak buruk bagi tubuh.

Tubuh manusia juga dilengkapi oleh sel memori, dapat menjadi wadah untuk menyimpan sistem imunitas tubuh ketika terdampak virus (covid-19 atau lainnya) agar ketika terdampak atau terkena virus yang sama, maka hanya membutuhkan waktu 24 jam bagi tubuh untuk membunuh virus tersebut. Ketika ada yang terdampak covid-19, dianjurkan untuk tenang dan memilih untuk berdiam diri di rumah selama 14 hari dan melakukan pola hidup sehat untuk menambah sistem imunitas.

Jika dibandingkan negara lain, Indonesia yang memiliki perbedaan dari segi iklim dan lingkungan, pada kenyataannya mempengaruhi sistem imunitas masyarakatnya masing-masing. Inilah yang menjadi penyebab kenapa virus tersebut berkembang lebih cepat di satu negara dengan negara lain. Langkah untuk meliburkan sekolah dan perguruan tinggi karena covid-19 yang diganti dengan belajar online memang dinilai baik, jangankan karena covid-19, di Australia hanya karena satu anak terkena flu biasa saja dapat mengakibatkan satu sekolah diliburkan, hal ini untuk meminimalisir siswa lain terdampak flu tersebut.

Persoalan kematian covid-19 sendiri, kalaupun dapat dibandingkan, ancaman kematian dengan penyakit lain, maka akan ditemukan perbedaannya. Bahkan orang yang meninggal karena penyakit asma ataupun DBD lebih banyak daripada covid-19, hanya saja lebih sering media memberitakan tentang covid-19 yang membuat masyarakat dalam cara pandangnya menjadi terganggu.

Intensitas media yang cukup ekstrim dalam memberitakan tentang covid-19 membuat masyarakat sampai harus mengalami paranoid dari segi pemikiran ataupun cara pandang terhadap virus ini sehingga dianggap sangat berbahaya, padahal tidak sebenarnya seperti itu. Angka kematian yang terus bertambah diindikasi oleh argumentasi bahwa, data kematian tentang covid-19 tersebut telah terlembaga dan terus menerus diberitakan sehingga menimbulkan ketakutan pada masyarakat. Padahal kalaupun tidak sedemikian di data sebagaimana mestinya seperti kasus penyakit lain, akan dianggap biasa saja.

Penjelasan ini juga bukan semata-mata untuk menganggap remeh keberadaan covid-19 ini, namun argumentasi yang coba dibangun agar tidak menimbulkan kesalahan dalam berpikir dan pengambilan langkah-langkah yang keliru oleh banyak masyarakat hanya karena virus yang sebenarnya tidak begitu berbahaya asalkan tahu bagaimana cara mengatasinya secara bijak. Setidaknya, dengan kemunculan covid-19 ini, menyadarkan pribadi kita untuk selalu menjalani pola hidup yang sehat dan tidak mudah terpengaruh pada pemberitaan yang terkesan hanya menakut-nakuti. Pola pikir yang buruk juga akan mempengaruhi cara dan gaya hidup sehingga menyebabkan paranoid yang berlebihan.


Share Tulisan Muhammad Sakti Garwan


Tulisan Lainnya

Benny

#ESAI - 10/08/2021 · 15 Menit Baca

Delusi

#ESAI - 03/08/2021 · 15 Menit Baca

Saturasi

#ESAI - 26/07/2021 · 15 Menit Baca