Pagi ini perahu papa lepas lagi saat di timur matahari seperti seorang pelukis yang baru memulai pekerjaannya. Di ujung pohon baru aku menyaksikan sambil berbisik dalam hati, semoga ikan tude yang jinak itu pagi ini kembali lagi ke jaring papa.
Sebelum ke pantai aku telah berjanji kepada mama, ikan-ikan yang akan singgah ke jaring papa, sore nanti ingin kubakar di tungku mama, kemudian mencelupkan ke dalam mangkuk yang harum dabu-dabu lemon resep papa.
Aku ingin merayakan momen buka puasa kali ini dengan menu sederhana, seperti biasanya: ikan bakar dan pisang goreng, dabu-dabu lemon dan dabu-dabu mantah, sambil membayangkan wajah papa yang tabah, manis, dan merdu. Sambil melihat wajah mama yang tabah, cantik, manis, dan anggun.
Aku ingin merayakan momen buka puasa kali ini dengan menu sederhana, tapi kata adikku, akan lebih sempurna jika pemanisnya adalah asidah. Di meja panjang yang harum mentega dan kue putri salju, dengan pelan aku berkata, kelapa dan susu bagianku. Gula batu bagianmu.
Saat orang-orang kembali dari masjid, kami berhadapan dengan penuh bahagia, seperti sepasang kekasih yang bertahun-tahun dipanggang api rindu.
Supu, 2021.
Aku Bahagia Melihat Istri di Dapur
Aku bahagia melihat istri di dapur, memotong tomat sambil menumpahkan ke dalam mangkuk. Di matanya aku berdiri di dekat tungku sambil mencelupkan potongan-potongan pisang ke dalam belanga. Berhari-hari sudah kami di dapur tanpa berpikir siapa lelaki dan siapa perempuan. Kami percaya, di telapak tangan kami kehidupan anak-anak kami bermula. Kami ingin di dalam tubuh kami dan di dalam tubuh anak-anak kami, keringat kami saling mengaliri.
2021.
Sebab Aku Pulang
Aku sebenarnya ingin sekali menutup telinga
atau menjadi sebuah rumah yang jendelanya tertutup
tapi pintunya selalu terbuka. Sebab aku pulang bukan untuk
hal yang lain, tapi untuk kamu, untuk mama, dan untuk Ramadan.
Aku pulang untuk menepati janji, membayar niat, melunasi rencana
agar di tengah riuh,--------- tak ada lagi renjana, tak ada lagi bencana
maka jangan pikir aku bahagia berada di tengah orang-orang yang sibuk
membuat dodeso dan matakau. Sebab perihal itu sudah aku tanggalkan
saat rumah pengembaraan itu diam-diam aku tinggalkan. Sungguh, aku
ingin sekali menutup telinga, dan tak ingin lagi berbicara hal yang lain
selain perihal Tuhan, perihal ibu, perihal kita, dan perihal anak-anak kita.
2021.
Karena Percaya
Karena percaya
kepada janji dan tipu-tipu
akhirnya kita juga yang tak ingin saling bicara
padahal pintu rumah kita tak pernah saling membelakangi.
Kita, sepertinya lupa kepada hari-hari yang lalu, kepada dego-dego
kepada lelah yang setiap malam duduk di kursi sambil bercerita tentang laut dan kebun
juga kepada budaya yang memberi kita daya dan upaya, yang membuat kita menjadi jaya.
Semestinya badai, membuat kita lebih teguh, lebih teduh. Bukan menjadi goyah dan saling
membelah. Sejatinya, di antara kita tidak ada yang benar-benar penduduk bumi, kita semua
adalah perantau. Kita dikirim ke bumi untuk menjadi manusia---------bukan menjadi sia-sia.
2021.
Bermalam di Tarakani
Malam ini kita bermalam di Tarakani
sebelum esok kita kembali ke tanah yang kita imani
tanah yang kini riuh---- janji, putar bale, dan sengketa
sarah dan bara, sumpah dan kesumat, harapan dan ingkar
tanah yang orang-orangnya lupa, bahu dan perahu, parang dan dayung
para-para dan kore-kore, cengkeh dan coklat, pala dan kelapa, gonofu dan fofau
adalah ayah yang menafkahi-------ibu yang setiap hari melahirkan dan menyusui
tanah yang orang-orangnya lupa, dari mani kita menjadi manis, bukan dari janji
para politisi.
2021.
Angin
Angin-angin yang berasal dari luar
masuklah!
Angin-angin yang berasal dari dalam
keluarlah!
Kore mie dan kore sara
angin timur dan angin barat
bersatulah! Goyanglah tiang ini
sampai bergetar, sampai gemetar
ia yang teguh, tak akan goyah
ia yang goyah, pasti pergi.
Angin-angin yang berasal dari luar
angin-angin yang berasal dari dalam
berdamailah!
2021.
Tanah yang Aku Percaya
Tanah yang aku percaya adalah bumi yang memberi aku daya
bumi yang memberi aku daya adalah doa yang memberi aku upaya
doa yang memberi aku upaya adalah ibu yang tak pernah berkhianat
ibu yang tak pernah berkhianat adalah bumi yang memberi isyarat
bumi yang memberi isyarat adalah kalimat yang aku jaga
kalimat yang aku jaga adalah langit yang selalu terjaga.
Supu, 2021.
Kukuluti Kecil Dari Bisoa
Ada yang bilang kami ke pantai
cuma tiga:
kalau bukan cari bilolo deng mangael
sudah pasti bahoho. Mereka lupa, laut
adalah hati, lumbung dan lambung kami
mereka lupa, kami ini orang pasisir
tumbuh di dekat pante, basar di atas pasir
ombak paka-paka orang totofore, tong basimore
tude dan make, komo dan bubara, goropa dan gorara
bahu dan parahu, adalah tong pe ngongano deng tong pe darah.
Ada yang bilang kami ke pantai
cuma tiga
akhirnya ada yang datang dari laut
deng gulung calana, basah di paka-paka ombak
padahal jalan dan jembatan ke tong p dada dong so bangun
di dalam mimpi dan janji, yang ketika ujang dong pun basah.
Ada yang bilang kami ke pantai
cuma tiga
tapi makan dari keringat sendiri
dan tara pernah kase foya orang
kao kia ta eli?
2021.
Malam di Lilinga
Di laut cahaya bulan mendayu-dayu
di pohon kelapa kita bersandar tanpa rayuan
aku ingin memarahi angin kau bilang jangan
aku ingin memarahi angan kau bilang bajingan.
Ke matamu laut membantik seperti tikar buatan nene
ke mataku laut membatik seperti sosiru buatan mama
aku ingin mendamaikan malam kau bilang jangan
aku ingin menghabiskan malam kau bilang bajingan.
2021.
Jika Sejak Awal Kita Satu dan Tenang
Pada awalnya kita adalah pohon tua di tengah hutan, bertahun-tahun orang-orang saling merebut sari dan buah kita, tapi kita tak tahu dengan apa mereka harus membayar. Kita hanya tahu uang adalah alat transaksi paling berharga, kita lupa ada yang tak dapat dibeli dengan uang. Rindu, misalnya. Kenangan, misalnya. Kepercayaan, misalnya. Kejujuran, misalnya. Hanya dapat dibeli dengan cinta.
Pada awalnya kita adalah pohon tua di tengah hutan, musim menyulap kita menjadi intan di tengah lumpur. Orang-orang sibuk dan bingung bagaimana cara merebut kita, tapi beberapa dari kita tak tahu bagaimana cara mempertahankan diri agar tetap berharga.
Jika sejak awal kita satu dan tenang, tubuh kita tak mungkin setegang ini. Orang-orang memberi balon dan kita mengambil tanpa memeriksa. Padahal yang kita butuhkan bukanlah angin. Kita butuh tiang yang lebih tinggi yang dapat mengantar suara kita ke belahan bumi yang lain dan dapat kembali ketika kita butuh. Kita butuh perahu yang lebih besar untuk pelaut kita yang berhari-hari peluh di laut. Kita butuh alat dan tempat yang lebih hidup untuk petani kita yang bertahun-tahun peluh di kebun. Kata satu mulut dengan tegas dan tenang. Di belakang rumah dan jalan-jalan, orang-orang sibuk membuat jaring dengan kata-kata dan keyakinan sendiri. Mereka tak tahu, yang mereka buat adalah dodeso dan matakau.
Supu, 2021.
Dan Malam
Dan malam masih berombak seperti kau kenal dahulu
deburnya tak ke mana, selain pulang ke dadamu yang riuh.
Kau melihat bulan dan membayangkan
seperti pejuang pulang ke pangku ibunya
dan kau masih tak percaya,
yang berkibar di bawahnya adalah kemenangan.
Dan kau bilang janji adalah bulan
di atas laut yang tak pernah memberi cahaya
meski di waktu yang lain kau bilang janji adalah
perahu di pelupuk mata, suaranya begitu ringis
tapi tak pernah memberi kabar.
Dan kau mesti percaya,
ada yang lebih tulus jatuh ke bumi
angin hanya bisa menggetarkan daun dan rantingnya,
tak dapat mencabut akarnya. Semakin kencang ia bertiup
semakin dalam ia menancap.
Aku cukup menjadi saksi, dan tak ingin menjadi siksa
aku cukup menjadi bakti, dan tak ingin menjadi bukti
aku percaya, aku adalah abdi. Dan kau, akhirnya
menyerah.
Tapi kau percaya,
ombak tak akan berpaling dari pantainya.
Supu, 2021.