
Bay Guna Tobona
‘Historia magistra vitae’
Syahdan,
Kata-kata itu berkelahi di dalam kepala
Awan putih memeluk lara di puncak Tabona
Mengingat wajah Limau Gapi Ma Tubu yang murung tiap kali Kolano pulang
Bandar Rua Akerica suram wajahnya
Jogugu Hidayat,
Menghadap teluk Gamu Lamo, lalu heningkan kalbu
Kiemalaha yang disegani Kaicil dan Bobato bersila di atas tikar bambu
Matanya mengawasi sesudah Babullah pulang ke asal
Kapal-kapal itu, tempat kuasa asing nan licik berpesta
900 purnama lebih,
sejak Antonio de Abreu dan Fransesco Serrao datang,
hingga Lopez de Mesquita dan Antonio Pimental
membunuh Kapita Khairun
Invasores datang dan pergi,
Satu kapiten ganti satu kapiten memukul gendang huru-hara,
meniup fitnah ke dalam istana, dan
menyanyikan requiem bagi para kolano
di Castella Nuestra Senhora del Rosario.
Kata-kata itu masih berkelahi di kepala
Mengapa janji Foramadiahi hingga Bab Mashur Malamo tinggal cerita?
Bukankah melawan kolonialisme dan monopoli rempah-rempah ada jihad?
Sio,
Lara ini karena cinta kepada Bay Guna Tobona
Boki Moloku Ternate moyangmu
Rindu pada yang sentosa
Ternate, 1 Agustu 2019
Nasarudin Amin

Menanti Kapal Kembali
Dua kapal telah pulang
Pergi dengan sayap mengembang
Di selat Maitara ia titipkan jejak
Tentang massa yang habis bersama ombak
Lalu menari seperti buih.
Di puncak layar ia bicara pada Neptunus
Setelahnya angin membimbingnya pulang
Sebab Spanyol menanti sisa umurnya
Ya, Elcano
Untuk Tidore aku terpaksa bermimpi
Kemudian yang ku dapat adalah Pigafetta
Dan Maggelan yang mati di Filiphina
Pada sore musim hujan,
penyair miskin menunggu dua kapal
Ia menulis ayat-ayat cengkih
Dari Lisabon ke Brazil
Hingga Talangame
Dan Almansyur yang melekat wibawa
Juga kapal yang nyaris jadi bangkai
Elcano,
Kapal-kapal yang kau layari sudah pulang
Tapi Victoria dan Trinidad, masih berlabuh di Tidore
Bersama Kora-Kora
Menanti musim memanggil.
Taranoate, 2 Agustus 2019
Nasarudin Amin

Jejak Tua
24 September 1599 malam
Sorak-sorai berderu nyaring di Founders Hall
Elatalase bangunan setengah kayu di jalan Lothbury,
tertulis jejak tua
Selusin atol terserak
Dari Madagaskar hingga Goa, permata Portugis di Timur Nusantara
Tempat Nukila menghela nafas pasrah
Juga Banda, pulau penghasil Pala
Kemudian khotbah Elizabet berlarian ke telinga yang tuli
Setelahnya, saudagar London melintasi pasifik membelah laut
Mengayuh dan tiba di kerajaan yang rajanya tak pernah mau membungkuk
Kala itu perebutan biji pala jadi sengketa
Inggris–Belanda berkecamuk
Merebut pulau kecil yang mengapung di laut Banda
Jejak tua tercipta,
Sebelum ‘Treaty of Breda’ mengakhirinya
Pulau Run, dulu dan kini selalu setia pada epos tanah Maluku.
Tanah Tinggi, 31 Juli 2019
Nasarudin Amin
Keterangan :
1. Atol : Sekumpulan terumbu karang yang berbentuk melingkar atau mendekati melingkar menyerupai sebuah cincin yang mengelilingi sebuah laguna di dalamnya.
2. Treaty of Breda : Perjanjian ini ditandatangani oleh pihak Belanda dan Kerajaan Inggris di Kota Breda, Netherland. Isi utama dari perjanjian ini adalah kerajaan Inggris harus angkat kaki dari Pulau Run (Banda), dan sebagai gantinya Belanda menyerahkan Pulau Manhattan (New York City) yang menjadi koloninya kepada Inggris.