AKU TULIS ENGKAU DI SUNGAI
1/
Aku tulis engkau di sungai
hujan membawamu
ke mana-mana.
Aku tulis engkau di laut
ombak membawamu
ke mana-mana.
Aku bingung
harus tulis
engkau di mana?
sedang engkau
ada di mana-mana.
2/
Aku tulis engkau di kepala
ingatanku membawamu
ke mana-mana.
Aku tulis engkau di dada
perasaanku membawamu
ke mana-mana.
Aku bingung
harus tulis
engkau di mana?
sedang engkau
tak ada di mana-mana.
Morotai, 2020.
MALUMU MALUKU
Bukankah
Mi-li-ku- milikmu milikku
Maluku- malumu maluku?
Mengapa kau biarkan
orang-orang asing itu
merobek baju dan celananya?
Bukankah tubuh kita tak harus telanjang
dan keinginan kita tak harus memanjang?
Sebab yang harus telanjang adalah jiwa kita
dan yang harus memanjang adalah cinta
sejarah--dan cita-cita anak-cucu kita.
Ingat!
Mi-li-ku- milikmu milikku
bukan miliknya.
Morotai, 2019.
TELUR YANG DIBERI MOLOKU KEPADA MOKANA
Apakah kau mendengar suaraku, Malaihollo?
Aku di sini, masih berdiri dan tak tahu
bagaimana cara membelah tubuh laut
agar kau bisa kembali ke dadaku, yang risau
dari ombak yang terus berkecamuk.
Aku di sini, di tepi pantai, kekasihku
masih berdiri memandang laut dan tak tahu
bagaimana cara membelah tubuh anak kita
agar tidak melukai tubuhnya yang terbuat
dari dagingmu dan dagingku:
hasil percintaan kita yang bertahun-tahun
kita rawat di antara kebun dan lautan
juga sebagai bukti, bahwa kita, pernah ada.
Aku di sini, di tepi pantai, kekasihku
meraba-raba kehilangan dan harus memilih
Wahai, batu besar. Terbukalah! Aku ingin masuk
biar tunai ini rindu, biar lengkap, biar sempurna
asinnya laut-- yang membiru di kelopak mata ini.
Morotai, 2019.
*Digubah dari Dongeng Batu Belah (Maluku Utara).
BERBAHAGIALAH KITA YANG MASIH PUNYA RINDU
Berbahagialah kita yang masih punya rindu
di belahan bumi mana pun kita berada
di udara suara kita saling berjumpa
bila cuaca buruk dan suara kita patah-patah
di dalam doa kita saling mengelus, kita saling memeluk.
Berbahagialah kita yang masih punya rindu
bila kita di bukit, kitalah sungai yang jatuh ke laut
bila kita di laut, kitalah ombak yang memecah ke pantai
bila kita di pantai, kitalah perahu-perahu yang pulang itu
Berbahagialah kita yang masih punya rindu
di belahan bumi mana pun kita berada
di dalam hati selalu ada cinta.
Morotai, 2020.